Publikasi
Kredit UMKM Bakal Bertambah Rp280 Triliun Terdorong Holding Ultra Mikro
04/08/2021

 

Bank Indonesia (BI) memperkirakan hadirnya holding Ultra Mikro akan mendorong penyaluran kredit di segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk usaha ultra mikro menjadi Rp280 triliun pada 2024.

Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari mengatakan, holding PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Penanaman Modal Madani (PNM) akan menambah jumlah pelaku UMKM skala ultra mikro yang rata-rata plafon kreditnya di kisaran Rp10 juta.

Kehadiran holding ini juga diperkirakan akan menambah setidaknya 4 persen rasio kredit UMKM perbankan nasional.

"Dengan pencapaian rasio kredit UMKM per Juni 2021 sebesar 20,51 persen, maka penambahan debitur ultra mikro sebanyak 28 juta debitur diperkirakan akan meningkatkan rasio kredit UMKM hingga 24,5 persen pada 2024," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 Agustus 2021.

Data BI juga mencatat, pada Juni 2021 baki debet kredit UMKM mencapai Rp1.107,6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sekitar 2,1 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.084,3 triliun.

Sementara, porsi kredit UMKM pada Juni 2021 mencapai 19,62 persen terhadap total kredit perbankan. Sedangkan pada Juni tahun lalu, porsinya sekitar 19,30 persen.

Menurutnya, pembentukan Holding Ultra Mikro merupakan salah satu program untuk mendorong inklusi keuangan pelaku usaha wong cilik. Sinergi ini dinilai akan semakin meningkatkan suplai pendanaan yang lebih terfokus sekaligus perluasan akses usaha masyarakat kecil.

Menurutnya perusahaan-perusahaan negara yang terlibat dalam holding memiliki keunggulan bisnis yang unik. BRI memiliki fokus pada micro banking, Pegadaian memiliki fokus pada pembiayaan berbasis gadai, dan PNM memiliki ciri khas pembiayaan kelompok dengan pemberdayaan komunal.

"Dengan pathway terintegrasi ini, pemberdayaan awal akan dilakukan oleh PNM untuk membantu kelompok pra-sejahtera, dan selanjutnya diikuti dengan Pegadaian dan BRI untuk peningkatan kapabilitas dan pengembangan usaha dengan layanan keuangan lebih luas," jelasnya.

Adapun empat jenis pelaku usaha ultra mikro yang dapat menjadi target dalam pengembangan bisnis jangka menengah, menurut Yunita, adalah petani atau peternak, pedagang pasar, pengrajin, dan pekerja lepas.

"Petani peternak dengan jumlah usaha 18 juta, pedagang pasar basah dengan jumlah 11 juta usaha, pemilik toko dan pengrajin dengan jumlah 12 juta, dan pekerja lepas dengan jumlah 6 juta usaha," sebutnya.

Sementara itu, Direktur Utama BRI Sunarso pernah mengatakan berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, Asian Development Bank, dan juga hasil analisis perseroan pada 2018 terdapat sekitar 45 juta usaha ultra mikro yang membutuhkan pendanaan tambahan. Sejauh ini hanya sekitar 15 usaha ultra mikro yang tersentuh pendanaan lembaga keuangan formal.

“Dengan menjangkau potensi ultra mikro, aksesibilitas layanan keuangan di segmen tersebut dapat dioptimalkan. Hal ini tentunya akan mendorong inklusi keuangan sesuai aspirasi perseroan sekaligus mendukung visi pemerintah dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024,” ujar Sunarso.

Sumber: https://m.medcom.id/ekonomi/keuangan/ObzV4nxb-kredit-umkm-bakal-bertambah-rp280-triliun-terdorong-holding-ultra-mikro

Berita Terpopuler

PNM Telah Salurkan Bantuan Presiden k...
09/10/2020
Selengkapnya
Banpres Tak Kunjung Sampai ke Penerim...
09/10/2020
Selengkapnya
PNM Resmi Menanggalkan Status Perseroan
03/11/2021
Selengkapnya